09 June 2006

BSA Meningkatkan Sweeping Software ILLegal

JAKARTA: Business Software Alliance (BSA) akan meningkatkan razia terhadap
perusahaan pengguna software ilegal sebagai bagian dari upaya penertiban
terhadap penggunaan peranti lunak bajakan.

Tarun Sawney, Direktur Anti Pembajakan BSA, menilai tingkat pembajakan
software di Indonesia masih tinggi. "BSA bekerja sama dengan polisi
melakukan aksi razia terhadap riteler yang menjual software bajakan dan
perusahaan yang menggunakan peranti lunak ilegal," ujarnya, kemarin.

Menurut dia, cara sayembara berupa hadiah sebesar Rp1,5 miliar kepada setiap
orang yang memberi informasi soal penjualan dan penggunaan software ilegal
di perusahaan efektif dalam memerangi pembajakan.

"Banyak informasi yang disampaikan kepada BSA soal perdagangan dan
penggunaan produk ilegal itu, " kata Tarun.

Informasi tersebut, tambahnya, akan ditindak lanjuti, kemudian dilakukan
investigasi oleh BSA. "Bila pemberi informasi itu memberikan keterangan yang
akurat beserta bukti-bukti untuk sidang kepengadilan, maka mereka berhak
mendapat hadiah sebesar Rp1,5 miliar," ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa pada 2004, sekitar 87% dari software yang beredar
merupakakan produk ilegal. Namun, Tarun belum bisa mengungkapkan persentase
peredaran software ilegal pada 2005.

BSA berharap tingkat pembajakan software di Indonesia menurun dari tahun ke
tahun. Namun, dia tidak memiliki target tertentu untuk itu. "Setiap
penurunan tingkat pembajakan akan membuka lapangan kerja baru,"tambahnya.

Dia mengutip hasil kajian IDC, bahwa setiap satu persen penurunan tingkat
pembajakan software di Indonesia bisa menambah US$1,9 miliar kepada ekonomi
nasional dan membuka lapangan kerja baru.

Bagi Indonesia, menurut hasil kajian IDC, penurunan 10% persen tingkat
pembajakan software, berarti akan menambah penerimaan pajak sekitar US$100
juta.

Dia menilai penegakan hukum di bidang software sudah ada kemajuan karena
banyak pelaku sudah dijatuhi hukuman penjara dan software ilegal dirampas
untuk dimusnahkan.

From Bisnis Indonesia,12 May 2006

0 Komentar: