27 January 2007

kebodohan kebodohan yang mendasari penggunaan booster By Pudjo Mulyono

Bp Pujo Mulyono ini adalah seorang aktivis dan pemerhati masalah IT khususnya dunia wireless dan networking dari Malang.Beliau punya opini bahwa penggunaan Booster adalah solusi yang bodoh, kenapa demikian? Simak yukkkk!!!!


Analogi

komunikasi radio, khususnya wifi, nggak ada bedanya dengan kita berkomunikasi
sesama manusia dalam kehidupan sosial yang sebenarnya. untuk berbicara
diperlukan mulut (tx power + antena gain), untuk mendengar diperlukan telinga
(rx sense + antena gain).

ukuran mulut dan ukuran telinga sama dgn Antena gain
intensitas suara yang keluar dari mulut sama dengan tx power
kepekaan suara yg ditelinga sama dgn rx sense

Masalah dan Solusi

Masalah real 1 : banyak halangan Line Of Sight sehingga intensitas sinyal
diterima menjadi lemah, solusi bodoh PASANG BOOSTER!
Solusi real 1 : Buatlah tower sehingga halangan Line of Sight bisa
diminimalisir, sehingga komunikasi bisa lancar

Analogi 1 : anda berbicara dengan tetangga sebelah rumah, tapi nggak mau keluar
ruangan dan memilih teriak-teriak dari dalam kamar, jika lawan bicara anda juga
berada dalam kamar dan memilih teriak-teriak juga, apakah tidak membuat
tetangga terganggu? tetangga yang marah bisa saja mendatangi anda sambil
menghadiahkan bogem mentah. tentu akan lebih baik jika anda melongok melalui
jendela dan berbicara dengan tetangga sama sama dari jendela bukan?

Masalah Real 2
==============
Signal wifi diterima cukup bagus, tetapi komunikasi data rusak, hal ini
disebabkan interferensi yang terlalu tinggi sehingga signal milik banyak pemain
wifi saling tumpang tindih, saling injak, mirip dengan istilah "jamming" atau
"jim jiman" yang digunakan para Breaker di ORARI. Solusi Bodoh, PASANG BOOSTER!
karena punya anggapan bodoh bahwa siapa yang paling kuat sinyalnya dia lah yang
akan menang.

Solusi Real 2
==============
Tumpang tindihnya signal wifi bisa diminimalisir dengan cara merubah polarisasi
antena. terdapat empat polarisasi antena yang bisa digunakan yaitu : vertikal,
horisontal, miring 45 derajat (kiri) dan miring 45 derajat (kanan). Dan carilah
channel wifi yang paling bersih memalui uji traffic di setiap channel, pilihlah
yang bisa dilalui traffic data paling besar dengan packet loss paling rendah.

Masalah Real 3
==============
Hotspot user semakain bertambah (mekar) dan beberapa user lama mulai drop
sinyalnya, dari semula sinyal strength/quality diterima bagus menjadi turun
10-50%, pindah pindah channel pun tidak mengatasi masalah, user mulai komplen
dah, yang punya hotspot jadi puyeng dan mengambil solusi bodoh PASANG BOOSTER!

Solusi Real 3
==============
memang benar, bahwa seiring bertambahnya waktu dan bertambahnya user akan ada
penurunan signal strength dan signal quality, selain karena disebabkan
penambahan client juga disebabkan semakin banyak pemakai wifi. solusinya yang
tepat adalah mengunakan 3x sectoral 120 derajat dengan 3 access point yg
bekerja pada ch 1,6,11. dengan penggunaan sectoral akan memperkuat jangkauan
(otomatis signal strentg/quality juga naik), atau mulai memindahkan dedicated
user ke dari semula PTMP menjadi PTP

Masalah Real 4
===============
User terlalu banyak, channel yang tersedia di 2.4 terlalu sedikit, hampir atau
bahkab semua channel sudah dipakai (faktanya hanya 3-4 channel yg bener2 tdk
saling mengganggu, yang lain semua overlapping frekuensinya) sehingga
interferensi di tower sendiri pun banyak. Solusi bodohnya : Beberapa pelanggan
yang mengeluhkan gangguan link dicoba diatasi dengan memasang booster!

Solusi real 4
=============
Bermodalkan GPS kita bisa mendapatkan data mengenai : koordinat lokasi
pelanggan dan jarak dari tower NOC. Lalu bikin tabel user yang isinya : nama
user, derajat (jika ditembak dgn kompas), jarak dari tower, channel yg
digunakan, bandwith yang dialokasikan.

Lalu kita bikin diagram berbentuk lingkaran, dengan titik pusat lingkaran
adalah Tower, bikin kontur lingkaran untuk jarak, misal 1km, 2km, 3km dst...
lalu dengan menggunakan busur kita petakan lokasi user dan ditarik garis dari
titik pusat. Gunakan warna-warna yang berbeda untuk membedakan user pada garis
yang hampir berhimpitan.

Nah, dari diagram tersebut kita bisa tahu kepadatan user dan signal beamnya.
berdasarkan diagram tersebut kita bisa melakukan langkah-langkah untuk
melakukan tindakan :

1. User yang arahnya sama, jika menggunakan PTP bisa digabung menjadi satu,
khususnya jika bandwithnya tidak terlalu besar, maka bisa digabungkan dalam
satu Access Point

2. sesuai no.1 jika user tersebut memerlukan bandwith yg besar dan
masing-masing tetap menggunakan PTP maka pilihlah channel yang tdk saling
overlapping

3. sesuai no.2 jika menggunakan ch yg saling overlapping, maka gunakan
polarisasi antena ptp yang berbeda utk meminimalkan interferensi.

4. user yang arahnya saling bertolak belakan 180 derajat jangan menggunakan
channel yg sama/overlapping

5. sesuai no.4 jika terpaksa overlapping maka gunakan polarisasi antena yang
berbeda

6. prioritaskan user yang memerlukan bandwith besar (misal 512kbps) dari
gangguan interferensi dengan cara membebaskan channel dari digunakan user lain
di tower yg sama.

7. gabungkan user-user kecil dalam satu acess point, jika beamnya berhimpitan,
maka gunakan antena grid, tapi jika beamnya cukup lebar maka gunakan antena
sectoral.

bersambung


0 Komentar: